Sunday, December 10, 2006

'' TRI NAME ''

Cerpen : Chusnul.ch


Cuaca di sore itu mendung,Luni keluar dari rumah sambil menatap langit.Wah..rupanya sore ini mau turun hujan,guman nya dalam hati. Kemudian Luni kembali masuk rumah dan langsung menuju kamar. Di tutupnya pintu kamar,di saat Luni mau merebahkan tubuhnya terdengar suara....kling..klung... mata Luni melirik ke arah komputer yang berada tepat di samping kanan tempat tidur,Luni bangun dan duduk di depan komputer. Terlihat di layar Idur menyapa Luni.
'' Hai Lun...lagi ngapain...?'' tanya Idur lewat layar monitor.
'' Lagi mau tiduran Dur...kamu dah pulang kerja ya...?'' jawab Luni balek tanya.
'' Iya,pakai voice aja yuk,capek ngetik nich...''
'' Ok..ntar ya...'' Luni bangkit lalu mengambil voice yang kebetulan tadi siang di lepas dari komputer. Setelah sudah beres di pasang lagi di tempat asalnya,Luni pasang ke telinga dia. Bila sudah begitu wajah Luni seperti penyiar radio amatir.
'' Halo Dur...'' sapa Luni
'' Halo juga,denger kok Lun..''
'' Eh Lun...ngomong2 kamu umur berapa sich...?'' tanya Idur.
'' Wah..aku dah tua Dur....kalau nggak salah sekita 70 tahunan ''
'' Ha..ha..ha.. dah nenek2 dong...'' kata Idur sambil tertawa terbahak-bahak
'' Kalau kamu berapa umurmu Dur...?''
'' Yah paling aku masih 90 tahunan Lun...'' jawab Idur seenaknya
'' Yeeee...berarti kamu dah kakek2 dong..'' Luni tertawa,begitu juga Idur di sebrang sana trdengar tertawa
'' Ok,kalau gitu aku panggil kamu kakek ya,Dur...?'' saran Luni
'' Ya nenek ku sayang....'' jawab Idur manja.
'' Udah ach...! akumau tidur dulu kek,ngatuk nich'' kata Luni sambil menguap
'' Cium dulu nek...mmmmuuuuaaacchhh....''
'' Mmmmmuuuaaaaccchhhh.....juga kakek ku sayang....''
Kemudian Luni melepas ear phone yang melekat di telinga,lalumematikan komputer.Luni segera merebahkan tubuhnya ke tempat tidur.Bayangan nya teringat akan masa masa yang silam,di saat Luni terpuruk oleh cinta yang dusta.Kala itu Luni sempat mengalami despresi berat,untung saja Luni mengenal Idur,sosok laki-laki yang bisa memberi nasehat,petuah dan bisa menghibur Luni dengan kata-kata kocaknya.Biarpun Luni belum pernah bertatap muka secara langsung,tapi Luni bisa merasakan bahwa Idur sangatlah perhatian banget pada kehidupannya,tak lama kemudian Luni sudah di telan mimpi.
Kling....klung...layar komputer kembali menyala kali ini bukan di kamar Luni,melainkan di kantor. Luni bekerja disebuah media cetak,yang tak jauh dengan kantor Idur.
'' Halo nek....'' sapa Idur lewat layar komputer,Luni tersenyum memandang layar komputer,apalagi setelah meng''klik'' kotak kecil di sudut kiri layar,yang menandakan bahwa Idur mengirim view cam,tidak begitu lama,nampak wajah ganteng dengan alis yang tebal memonyongkan bibir.
'' Wajah mu jelek bila manyun kayak gitu kek...'' balas Luni.Terlihat di layar Idur tertawa terbahak-bahak sambil menunjuk kan ear phone,itu pertanda Idur meminta Luni memakai jasa voice biar mereka ga menulis kata-kata lagi.
'' Ada apa kek...ntar malam aja ya ,kalau sudah di rumah,akumasih di kantor nich'' pinta Luni
'' sebentar aja nek,sejam lagi aku juga ada liputan kok'' kata Idur
'' Begini,bagaimana kalau kita buka bisnis baru,nah kebetulan temen sekantorku mau bikin majalah'' lanjut Idur
'' Trus'' kata Luni sambil menata arsip-arsip yang berserakan di meja.
'' Ntar malam kalau nenek ada waktu kita ngobrol bertiga ya..''
'' Ok dech''
'' Udah ya nek..aku mau of dulu nich... mau sholat,nenek dah sholat belum ? tanya Idur
'' Kan lagi datang bintang kek..''
'' Ach ! itu alasan nenek aja,masa si bintang belum pergi juga,suruh cepat pergi,setelah itu sholat jangan sampai tertinggal '' pesan Idur.
Kalau sudah bicara masalah agama,Idur yang kocak dan konyol,berubah 99% jadi al ustadz,bahkan dakwah dan petuahnya melebihi dari petuah AA GM ustadz yang terkenal di jaman sekarang.
'' Iya..ya..pak kyai Idur...'' jawab Luni
'' Assalammu'alaikum nek..''
'' Wa'alaikum salam kek..''
Tak begitu lama wajah Idur yang ganteng sudah hilang dari layar komputer.Bersamaan itu pula Luni sudah selesai merapikan berkas-berkas yang ada di atas meja.Kemudian di ambilnya ransel yang terletak di bawah meja komputer,dengan tenang Luni melenggang keluar kantor,ketepatan hari itu ga terlalu banyak naskah-naskah yang di cetak,sehingga Luni bisa pulang lebih awal.
Seperti biasa Luni selalu menghabiskan waktu di kamar,di ambilnya majalah yang ada di meja kecil.Di bukanya halaman demi halaman,belum sempat membuka halaman yang ke lima terdengar bunyi kling..klung.. dari sudut kamar.Luni bangkit dari tempat duduknya,lalu menghampiri komputer yang sedari tadi suda di ''ON'kan
'' Neneeeeeeeeeeeekk........'' sapa Idur,Luni tersenyum membaca tulisan yang nampak di layar komputer.
'' Ya kakek ku sayang...'' jawab Luni.Seperti biasa Luni mempersiapkan ear phone.
'' Nenek..udah dengar belum..?? terdengar suara Idur di ear phone yang sudah terpasang di telinga Luni
'' Sudah kakek bawel..!?? jawab Luni sambil memanyunkan bibir,terlihat dilayar Idut tersenyum.
'' Begini nek...akudah bicara ama temenku,nama dia Imot.Untuk lebih jelasnya nenek ngobrol sendiri ama dia '' jelas Idur.Kemudian di layar terlihat Idur berdiri dan posisinya di ganti dengan orang lain yang mempunyai wajah tak kalah ganteng dari wajah Idur.Hanya beda dari rambut yang agak gondrong dan mempunyai pipi yang tembem seperti bakpao yang melempuh.Kemudian terlihat di layar,pria yangdi sebut Imot oleh Idur mengenakan ear phone.
'' Assalammu'alaikum.....''sapa Imot
'' Wa'alaikum salam ''
'' Kenalkan namaku Imot mbak..''
'' ya aku tahu,tadi Idur dah memperkenalkan padaku ''
'' Oh ya..! ''
'' Iya,bahkan Idur juga membritahukan,bahwa mas Imot mau bikin majalah''
'' Wah rupanya Idur dah cerita segalanya ya mbak..'' kata Imot sambil menggaruk kepala yang ga terasa gatal.
'' Ach jangan panggil mbak dong '' pinta Luni
'' Kurang akrap nich ..! '' lanjutnya
'' Trus harus panggil apa dong...?''
'' Karena aku panggil Idur dengan panggilan kakek gaul,gimana kalau aku panggil kamu dengan sebutan kakek moyang ..'' Nampak dilayar wajah Imot dengan pipi yang tembem itu nampak tertawa terbahak-bahak,sehingga pipi yang tembem itu nampak lebih temben dari biasanya.
'' ha..ha..ha..ha bisa saja mbak Luni ini ''
'' Lo ...kok masih panggil mbak sich..! '' kata Luni dengan muka cemberut
'' Ok dech nenek..''
'' nach gitu dong..''
'' Jadi mulai detik ini,mas Imot ku kasih nama baru yaitu kakek moyang.....ha...ha...ha..'' celoteh Luni se enaknya.
Begitulah Luni selalu akrap dengan siapapun,biarpun Luni belum pernah bertemu orangnya.Seperti halnya persahabatnnya dengan Idur,yang sudah sekian lama terjalin dan begitu akrabnya,belum pernah sekalipun Luni bertemu muka dengan Idur. Namun semua itu tak mengurangi keakrapan komunikasi Idur dan Luni.
Begitu pula dengan Imot,semenjak perkenalan malam itu,Luni dengan cepatnya akrap sama Imot yang sekarang sudah sering di panggil kakek moyang. Terkadang dengan sifat nakalnya Luni sering godain Imot '' jangan lupa jaga pipimu ya kek,karena aku menyukai pipi tembem mu..ha..ha...ha...'' kata Luni di saat mengakhiri tlpn. Begitulah Luni,terkadang kata-katanya membuat perut Imot sakit.Apalagi kalau sudah nyerocos,berbicara tak ada titik komanya,sehingga membuat lawan bicara tak ada waktu berkata-kata. Namun di balek keceriaan dan kecerewetan Luni,Luni mempunyai kehidupan yang memprihatinkan dan menyedihkan.Akan tetapi Luni pandai menyimpan kesedihan yang mendera kehidupannya.Apalgi sekarang Luni mempunyai dua sahabat yang benar-benar bisa menenangkan dan memberi semangat dalam kehidupan Luni.
'' Hah...!! Luni terkejut di saat mengangkat tlpn,begitu terkejutnya Luni hampir berdiri dari tempat duduknya.
''ya..nek..satu minggu lagi Imot pulang kampung '' jelas Idur melalui tlpn
'' Berapa hari cuti ke kampung kek '' tanya Luni
'' Ndak cuti ,tapi sudah nggak kerja di peruasahaan lagi,alias berhenti ''
'' Haah..!!trus kapan kakek moyang pulang kampung kek..'' tanya Luni lagi
'' Mungkin minggu depan''
'' Trus gimana dengan rencana yang kita bina...yaaahh...kenapa sesingkat ini kek,padahal bula depan kita kan sudaha janjian tuk bersua lewat darat...'' celoteh Luni tampa berhenti,seolah-olah ada penyesalan yang dalam.
'' Aduh..ngomongnya pelan-pelan aja nek...masa nggak ada titik komanya sich..'' suara Idur terdengar agak sewot.
'' Eh kek ,aku mau tlpn kakek moyang dulu ya..?
'' Ya dech....'' jawab Idur.Kemidian terdengar tlpn di tutup
Bersamaan itu pula Luni bangkit dan mengambil ponsel nokia yang terletak tak jauh dari tempat duduknya. Di carinya no hp kakek moyang,setelah ketemu dengan cepat di tekan tombol "yes''
'' Assalmu'alaikum...'' terdengar suara di sebrang sana
'' Wa'alaikum salam..kakeeeeeeek...jahat..'' teriak Luni sudah tak dapat di bendung lagi
'' Ada apa nek....kok teriak kayak anak kecil gitu '' tanya Imot
'' Aku barusan dapat tlpn dari kakek gaul,katanya kakek moyang mau pulang,apa benar ? ''
'' Benar nek...ada kepentingan yang mendadak '' jelas Imot
'' trus gimana dengan rencana yang telah kita bina,apa harus di gagalkan....kekek...kita belum pernah ketemu,tapi kakek dah mau pulang kampung......'' Luni tak bisa merendam kesedihannya.
Apapun penjelasannya Imot waktu itu Luni tetap merasa kehilangan,namun apa boleh buat semua harus terjadi.Manusia hanya berencana namun Tuhan lah yang menentukan.
Bagi Luni persahabatan tak harus bersua. Nama Imot dan Idur dah jadi nama yang paling berkesan di hati Luni.
( cerpen ini ku persembahkan buat sahabatku : Imot dan Idur )

0 comments: